Site icon Sinergi News

Kemendikdasmen Berkomitmen Mewujudkan Lingkungan Pendidikan yang Nyaman

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) kembali menunjukkan komitmennya dalam menciptakan sistem pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan zaman melalui penyelenggaraan Taklimat Media Akhir Tahun 2024.

Taklimat ini bertujuan untuk memberikan laporan capaian kinerja Kemendikdasmen selama tahun 2024 dan paparan mengenai arah kebijakan pendidikan pada tahun 2025.

Acara ini dihadiri oleh lebih dari 60 wartawan dari berbagai media nasional, menjadi sarana penting untuk menyampaikan berbagai program unggulan yang dijalankan Kemendikdasmen.

Salah satu hal yang sangat ditekankan dalam arah kebijakan Kemendikdasmen ke depan adalah pentingnya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan bebas dari kekerasan serta bullying.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menjelaskan bahwa Kemendikdasmen terus berupaya menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan anak-anak di Indonesia.

Menteri Mu’ti menekankan bahwa pendidikan adalah prioritas utama dalam membangun masa depan bangsa, dan menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari kekerasan adalah bagian dari upaya tersebut.

“Kami terus berkomitmen untuk menangani masalah kekerasan dan bullying di sekolah dengan serius,” ujar Menteri Muti.

Dalam sesi tanya jawab, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Nunuk Suryani, menjelaskan langkah-langkah yang telah diambil oleh Kemendikdasmen dalam menangani masalah ini.

Menurutnya, penanganan kekerasan di sekolah kini juga melibatkan pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam pencegahan kekerasan dan bullying.

“Selama dua bulan terakhir, kami telah melakukan pelatihan untuk guru kelas yang bertujuan agar mereka memiliki kompetensi dalam memberikan bimbingan kepada siswa,” jelas Nunuk Suryani.

Kemendikdasmen juga terus memperkuat struktur di tingkat provinsi dan kabupaten atau kota untuk menangani kasus kekerasan di satuan pendidikan.

Sekretaris Jenderal Kemendikdasmen, Suharti, menjelaskan bahwa di tingkat provinsi, sudah ada 27 Satgas yang dibentuk untuk pencegahan dan penanganan kekerasan.

Di tingkat kabupaten/kota, sebanyak 448 Satgas telah terbentuk, mencakup sekitar 86% dari total kabupaten/kota di Indonesia.

“Kami mendorong agar setiap satuan pendidikan membentuk tim khusus yang bertugas untuk menangani kekerasan,” ujar Suharti.

Ia menambahkan bahwa meskipun jumlah laporan kasus kekerasan di sekolah meningkat, hal tersebut menunjukkan adanya keberanian dari komunitas sekolah untuk melaporkan insiden kekerasan.

Kemendikdasmen terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mewujudkan pendidikan yang aman dan bebas dari kekerasan.

“Kami membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik itu lembaga pendidikan, orang tua, maupun masyarakat,” tambah Menteri Muti.

Kemendikdasmen berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan lingkungan belajar yang aman bagi semua anak Indonesia.

Selain penanganan kekerasan, Kemendikdasmen juga menekankan pentingnya pendidikan karakter di sekolah sebagai bagian dari upaya menciptakan generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia.

Program Makan Bergizi Gratis di sekolah merupakan salah satu program yang dijalankan untuk mendukung pendidikan karakter dan meningkatkan gizi siswa.

“Program makan bergizi gratis ini merupakan bagian dari pendidikan karakter di sekolah,” ujar Menteri Muti.

Dengan program makan bergizi gratis ini, Kemendikdasmen berupaya menjadikan sekolah sebagai tempat yang mendukung pencapaian akademik dan kesejahteraan fisik serta mental siswa.

Exit mobile version